Dear Diary .
Ini
saat-saat terakhir kebersamaanku dengan sahabat, teman terbaikku … TIUL … Dia akan pergi untuk menata hidupnya yang
baru bersama mantan pacarnya yang akan menjadi suaminya. Pernikahannya pada
hari Minggu, 19 Juni 2011.
Surat ini ini aku tulis, 30 Mei 2011, kebersamaan
yang tinggal sesaat, walau nanti tetap masih berhubungan tapi mungkin akan
berbeda.
Ini masa
krisisku …………………………………………………………………
Kehilangan
teman terbaik seakan kehilangan separuh jiwa (separuh jiwaku pergi)…lebay
abis……….
Sebenarnya
yang paling berat bagiku adalah …. Ketika harus bayar kontrakan sendirian. Itu
sangat mahal ………. Hahahaha…hahahahaha…hahahaha.
Selama hapir
2 tahun kami hidup serumah, banyak kenangan yang tidak terucap, baik manis
maupun pahit. Nyuci bareng, masak kadang2, ketawa-ketiwi hampir tiap hari,
semua hal bisa menjadi bahan tertawaan buat kami, tapi kadang2 marahan juga
sih..! Kami bukan tipe pemikir, tapi kami adalah pasangan
perusuh….wkwkwkwkwkwkwkw. Kami diusir dari kontrakan juga pernah, tapi kami
tetap aja ga pernah dan ga mau mikir.
Kelakuan
terburuk kami adalah, ngerjain cowok cakap di sebelah rumah kontrakan. Kami
membuat sebuah skenario cerita dan masing2 punya Job Description yang harus dilaksanakan sepenuhnya.
Cerita ini kami beri judul :
“ Jatuh Cinta Pada Tetangga Sebelah “
Aktris : Norberta Yuni Rusmintia alias TIUL
Sutradara : Tetty Sipahutar alias TEPAR
Tujuan : - Membuat tetangga jatuh cinta pada pemeran
utama
-
Menghancurkan
hubungan tetangga dengan pacarnya
Tindakan : SMS, Ngegodain, Ngedate, Nonton, Makan
Bareng, Karaoke di Happy
Puppy
( Anak Anjing Senang )
Aktualisasi : Semua berjalan baik dan sesuai dengan
skenario. Sampai menjelang hari
pernikahan si pemeran utama.
Finishing : Setelah semua ini, mungkin sang sutradara akan pindah
rumah, untuk
menghindari incaran paparazzi dan juga untuk menghindari pertanyaan
dari
cowo tetangga. Daripada dia nanya macam2, mendingan
K..A..B..U..R……..!
THE END
Petualangan
persahabatan kami sudah berakhir, dan mungkin akan di tutup dengan pesta
“PPBJG”. Pesta ini hanya untuk member yang tentunya dari kalangan “BJG” semua.
Tapi ternyata pesta ini tidak jadi dilaksanakan, mengingat para member “BJG”
sibuk ngurusin Rapot dan sibuk ngurusin penjualan Buku.
Cerita
terakhir yang kami buat adalah ketika malam, terakhir TIUL di Tangerang.
Beberapa
malam terakhir, TIUL sudah merengek-rengek di belikan mainan baru, ehhhh salah…
merengek-rengek di antar ke Bandara Sukarno Hatta. Dia pengen liat pesawat
parkir. Maklum ndeso, belum pernah liat pesawat parkir apalagi naik pesawat.
Kebetulan cowo tetangga kerja di Bandara. Bertiga kami meluncur, biasanya kami
berempat sama Laoshe, tapi berhubung dari awal Laoshe tidak setuju dengan drama
ini, maka dia tidak mau membuat “KUE CANTIK”.
TiUL tentu
saja di bonceng sama TTG dan berhubung karena TiUL alergi aku boncengin,
katanya sih “ Takut tidak sampai
ketujuan ” . Awalnya berjalan baik, sampai menjelang garis finish, terjadi
penyimpangan jalur, aku masuk jalur Forbidden.
Hampir 30 menit, kami saling mencari, jengkel, marah, emosi, dll. Itu yang
terjadi pada malam itu. Setelah akhirnya ketemu, kami makan di AW, karena tuch
cowo dah kelaparan. Jam 10 malam petir begitu kencang, ini pasti pertanda akan
hujan. Tapi karena cita2 TIUL belum kesampaian, maka kami berjalan ke arah
belakang untuk melihat apakah ada pesawat yang sedang nongkrong. Ehhhh…puji
Tuhan ada satu pesawat yang lagi mogok, tapi tak apalah yang penting masih
berbentuk pesawat. Kami disana hampir 30 menit, sampai pada akhirnya gerimis
juga yang memaksa kami harus beranjak. Suddenly…
hujan turun deras…. Kami berlarian menuju parkir motor untuk menyelamatkan helm
dan jaketku. Dan karena perkiraan kami ini hujan lama berentinya, maka kami
memutuskan untuk pulang menerjang hujan. Sambil jalan, ternyata hujan makin
deras, kami memutuskan untuk berteduh dulu di bawah jembatan. Dan ternyata
ketahuan bahwa ban motornya tetangga Kempes. Mau tidak mau, suka tidak suka
TIUL harus ku bonceng, sampai menjelang bengkel isi ban terdekat. Mungkin
dengan perasaan takut, atau karena dia mikir daripada jalan kaki, TIUL akhirnya
mau aku bonceng. Sampai ketemu bengkel, angina ban motor sudah diisi, dia
kembali keboncengan tetangga sebelah. Begitu sampai di rumah, kami sudah basah
kuyup. Kemudian, terjadi semacam refleksi antara aku, dia dan tetangga. Dan
untuk menutup pertemuan malam itu TIUL dan TTG saling bersalaman dan saling
meminta maaf. Tentunya bukan permintaan maaf karena kami sudah membohonginya
selama ini.
Sebenarnya
masih banyak cerita persahabatan kami yang tidak terucap tapi telah menjadi
kenangan bagi kami masing-masing.
Semua itu
tinggal kenangan …………………………………………………………………………
Tapi
sebenarnya semua ini harus di syukuri, bagaimanapun, penyakit kami sudah
terlalu parah.. mungkin lebih dari stadium 4. Ketika kami bersama, kami
merupakan “Duo Perusuh”. Kata Ibu Lusi Sri Handayani, kami saling bertukar
kejelekan. Kejelekanku telah tertular pada TIUL semuanya dan sebaliknya
kejelekan TIUl telah tertular padaku semuanya. Satu kejelekan + banyak
kejelekan = Rusak parah. Wkwkwkwkwkwkwkwk.
Saat kami
bersama, tidak ada yang kami takutkan. Semua selalu kami tertawakan. Saat orang
lain diam, kami tertawa, saat orang lain ngomong, kami tertawa, saat orang lain
tertawa, kami tertawa lebih hebat lagi, saat orang lain menangis, kami masih
tertawa. Tapi saat perpisahan ini terjadi, orang lain tertawa tapi hanya kami
berdua yang menangis., hughgughughughug.
Tapi tidak
apalah, sekarang kamu sudah punya Ardath yang akan menghiburmu setiap saat,
yang akan kamu tertawakan setiap saat…hweeeehehehe.
Ohhhh
sahabatku… Selamat Menempuh Hidup, semoga kamu bahagia selamanya. Dan semoga
aku juga cepat menikah, supaya rencana perjodohan anak kita nanti bisa kita
lanjutkan. Hahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahaha.
GOD BLESS YOUR NEW FAMILY
With tearfully,
I Love You.
Tetty
Sipahutar
0 Comments:
Posting Komentar