Kamis, 18 Oktober 2018

Berpisah Untuk Bahagia



Dear Diary .

Ini saat-saat terakhir kebersamaanku dengan sahabat, teman terbaikku … TIUL  … Dia akan pergi untuk menata hidupnya yang baru bersama mantan pacarnya yang akan menjadi suaminya. Pernikahannya pada hari Minggu, 19 Juni 2011.
Surat ini ini aku tulis, 30 Mei 2011, kebersamaan yang tinggal sesaat, walau nanti tetap masih berhubungan tapi mungkin akan berbeda.

Ini masa krisisku …………………………………………………………………
Kehilangan teman terbaik seakan kehilangan separuh jiwa (separuh jiwaku pergi)…lebay abis……….
Sebenarnya yang paling berat bagiku adalah …. Ketika harus bayar kontrakan sendirian. Itu sangat mahal ………. Hahahaha…hahahahaha…hahahaha.

Selama hapir 2 tahun kami hidup serumah, banyak kenangan yang tidak terucap, baik manis maupun pahit. Nyuci bareng, masak kadang2, ketawa-ketiwi hampir tiap hari, semua hal bisa menjadi bahan tertawaan buat kami, tapi kadang2 marahan juga sih..! Kami bukan tipe pemikir, tapi kami adalah pasangan perusuh….wkwkwkwkwkwkwkw. Kami diusir dari kontrakan juga pernah, tapi kami tetap aja ga pernah dan ga mau mikir.

Kelakuan terburuk kami adalah, ngerjain cowok cakap di sebelah rumah kontrakan. Kami membuat sebuah skenario cerita dan masing2 punya Job Description yang harus dilaksanakan sepenuhnya. Cerita ini kami beri judul :

“ Jatuh Cinta Pada Tetangga Sebelah “

Aktris               : Norberta Yuni Rusmintia  alias TIUL
Sutradara        : Tetty Sipahutar  alias TEPAR

Tujuan             : -    Membuat tetangga jatuh cinta pada pemeran utama
-          Menghancurkan hubungan tetangga dengan pacarnya
Tindakan         : SMS, Ngegodain, Ngedate, Nonton, Makan Bareng, Karaoke di Happy
  Puppy ( Anak Anjing Senang )
Aktualisasi       : Semua berjalan baik dan sesuai dengan skenario. Sampai menjelang hari  
  pernikahan si pemeran utama.

Finishing          : Setelah semua ini, mungkin sang sutradara akan pindah rumah, untuk   
  menghindari incaran paparazzi dan juga untuk menghindari pertanyaan
  dari cowo tetangga. Daripada dia nanya macam2, mendingan
  K..A..B..U..R……..!


THE END

Petualangan persahabatan kami sudah berakhir, dan mungkin akan di tutup dengan pesta “PPBJG”. Pesta ini hanya untuk member yang tentunya dari kalangan “BJG” semua. Tapi ternyata pesta ini tidak jadi dilaksanakan, mengingat para member “BJG” sibuk ngurusin Rapot dan sibuk ngurusin penjualan Buku.

Cerita terakhir yang kami buat adalah ketika malam, terakhir TIUL di Tangerang.
Beberapa malam terakhir, TIUL sudah merengek-rengek di belikan mainan baru, ehhhh salah… merengek-rengek di antar ke Bandara Sukarno Hatta. Dia pengen liat pesawat parkir. Maklum ndeso, belum pernah liat pesawat parkir apalagi naik pesawat. Kebetulan cowo tetangga kerja di Bandara. Bertiga kami meluncur, biasanya kami berempat sama Laoshe, tapi berhubung dari awal Laoshe tidak setuju dengan drama ini, maka dia tidak mau membuat “KUE CANTIK”.
TiUL tentu saja di bonceng sama TTG dan berhubung karena TiUL alergi aku boncengin, katanya sih  “ Takut tidak sampai ketujuan ” . Awalnya berjalan baik, sampai menjelang garis finish, terjadi penyimpangan jalur, aku masuk jalur Forbidden. Hampir 30 menit, kami saling mencari, jengkel, marah, emosi, dll. Itu yang terjadi pada malam itu. Setelah akhirnya ketemu, kami makan di AW, karena tuch cowo dah kelaparan. Jam 10 malam petir begitu kencang, ini pasti pertanda akan hujan. Tapi karena cita2 TIUL belum kesampaian, maka kami berjalan ke arah belakang untuk melihat apakah ada pesawat yang sedang nongkrong. Ehhhh…puji Tuhan ada satu pesawat yang lagi mogok, tapi tak apalah yang penting masih berbentuk pesawat. Kami disana hampir 30 menit, sampai pada akhirnya gerimis juga yang memaksa kami harus beranjak. Suddenly… hujan turun deras…. Kami berlarian menuju parkir motor untuk menyelamatkan helm dan jaketku. Dan karena perkiraan kami ini hujan lama berentinya, maka kami memutuskan untuk pulang menerjang hujan. Sambil jalan, ternyata hujan makin deras, kami memutuskan untuk berteduh dulu di bawah jembatan. Dan ternyata ketahuan bahwa ban motornya tetangga Kempes. Mau tidak mau, suka tidak suka TIUL harus ku bonceng, sampai menjelang bengkel isi ban terdekat. Mungkin dengan perasaan takut, atau karena dia mikir daripada jalan kaki, TIUL akhirnya mau aku bonceng. Sampai ketemu bengkel, angina ban motor sudah diisi, dia kembali keboncengan tetangga sebelah. Begitu sampai di rumah, kami sudah basah kuyup. Kemudian, terjadi semacam refleksi antara aku, dia dan tetangga. Dan untuk menutup pertemuan malam itu TIUL dan TTG saling bersalaman dan saling meminta maaf. Tentunya bukan permintaan maaf karena kami sudah membohonginya selama ini.

Sebenarnya masih banyak cerita persahabatan kami yang tidak terucap tapi telah menjadi kenangan bagi kami masing-masing.

Semua itu tinggal kenangan …………………………………………………………………………


Tapi sebenarnya semua ini harus di syukuri, bagaimanapun, penyakit kami sudah terlalu parah.. mungkin lebih dari stadium 4. Ketika kami bersama, kami merupakan “Duo Perusuh”. Kata Ibu Lusi Sri Handayani, kami saling bertukar kejelekan. Kejelekanku telah tertular pada TIUL semuanya dan sebaliknya kejelekan TIUl telah tertular padaku semuanya. Satu kejelekan + banyak kejelekan = Rusak parah. Wkwkwkwkwkwkwkwk.
Saat kami bersama, tidak ada yang kami takutkan. Semua selalu kami tertawakan. Saat orang lain diam, kami tertawa, saat orang lain ngomong, kami tertawa, saat orang lain tertawa, kami tertawa lebih hebat lagi, saat orang lain menangis, kami masih tertawa. Tapi saat perpisahan ini terjadi, orang lain tertawa tapi hanya kami berdua yang menangis., hughgughughughug.
Tapi tidak apalah, sekarang kamu sudah punya Ardath yang akan menghiburmu setiap saat, yang akan kamu tertawakan setiap saat…hweeeehehehe.

Ohhhh sahabatku… Selamat Menempuh Hidup, semoga kamu bahagia selamanya. Dan semoga aku juga cepat menikah, supaya rencana perjodohan anak kita nanti bisa kita lanjutkan. Hahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahaha.

GOD BLESS YOUR NEW FAMILY

 
With tearfully, I Love You.
Tetty Sipahutar

0 Comments:

Posting Komentar